Pages

Click here for Forum

Monday 30 May 2011

Huh..?

Blog nie akan adew perubahan sedikit...dri segi music..and lain2....smpai sinie jew sbb nak update + nak brithu pekre nie jew..Owh..lupe... Selamat Bercuti!! berhati dijln raya atau dimana2 shja...

Comment kat bwh nie...korg gi mane cuti sekolah nie.

KK.. Peace! V... Happy Go Lucky :]

Monday 23 May 2011

sahabat yang dirindui

Seorang Sahabat adalah anugerah Allah...

kemana dia pergi kita akan mencari,

dari mana dia datang kita tak perlu mengatahui,

Tetapi....

Kemana dia hilang kita pasti akan merindui... ^___^

Saturday 21 May 2011

Habbo?

Kepade sesiape yg main habbo.com..and rase nak add sye...username:.:Amir:. kk....klau main imvu .. aiibk kk..username : aiibk ..bye..assalam

Tuesday 17 May 2011

BERHATI-HATI DALAM MEMILIH SAHABAT

atas dunia ini,
ada manusia yang boleh dipercayai,
&
ada juga manusia yang tidak boleh dipercayai,
hati-hatilah memilih seseorang sabahat dalam kehidupan kita seharian.....
waAllah a'lam

Saturday 7 May 2011

DIARI SEORANG MUSLIMAH: wanita dan aurat

DIARI SEORANG MUSLIMAH: wanita dan aurat: "Saudariku..... Sesungguhnya kejadianmu terlalu unik Tercipta dari tulang rusuk Adam yang bengkok menghiasai taman-taman indah Lantas menjadi..."

Thursday 5 May 2011

LAKI-LAKI YANG BAIK UNTUK WANITA YANG BAIK



تقع أشكالها على الطيور إنمثله في يرغب فكل

Sesungguhnya burung-burung itu akan bertenggek bersama burung yang sama bentuknyaSehingga setiap orang akan mencintai yang semisal dengannya Al-Bukhori rahimahullâh berkata (9/132): Musaddad mengkhabarkan kepada kami, dia berkata: Yahya mengabarkan kepada kami dari dari ‘Ubaidillah, ia berkata: Sa’id bin Abi Sa’id mengabarkan kepadaku dari bapaknya, dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Wanita itu dinikahi kerana empat perkara: kerana hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan kerana agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya nescaya kamu beruntung.”Hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim (2/1086).Makna hadits tersebut adalah bahawa dalam memilih wanita sebagai isteri, manusia terbahagi menjadi empat bahagian:

1. Di antara mereka ada yang menyukai wanita yang memiliki agama dan berharta

.2. Ada yang menyukai wanita yang memiliki nasab mulia

.3. Ada yang menyukai wanita berwajah rupawan

.4. Dan yang menyukai wanita yang baik agamanya.Wanita yang baik agamanya

adalah wanita yang bertaqwa. Dia sentiasa melaksanakan perkara-perkara yang telah Allah Subhânahu wa Ta’âlâ wajibkan dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Sebagaimana perkataan Alloh Subhanahu wa Ta’âlâ:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

“Sebab itu maka wanita yang solehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka).” (An-Nisaa’: 34)Dia akan menjaga dirinya dan harta suaminya. Dia tidak akan keluar kecuali dengan izin suaminya, dan mengetahui hak-haknya tanpa melampaui batas.Sudah dimaklumi, meskipun dia adalah wanita yang baik agamanya, namun pastilah dia tidak akan mampu menyempurnakan tugas-tugasnya. Kerana wanita adalah makhluk yang kurang akal dan agamanya. Tetapi hal ini tidak ada ertinya jika dibandingkan dengan kesolehannya. Ini perkara yang tidak boleh diabaikan.Sungguh Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah menyebut-nyebut kenikmatan yang Dia anugerahkan kepada Zakaria hamba-Nya, dengan

Firman-Nya :

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ

“Maka Kami mengabulkan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami memperbaiki istrinya.” (Al-Anbiyaa’: 90)Wanita yang baik agamanya akan mencintai lelaki yang baik agamanya pula

Dan wanita yang sebaliknya akan mencintai lelaki yang sebaliknya pula.Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam Sunan Abi Dawud (no. 4833) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:“Seseorang itu sesuai agama temannya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa temannya.”Di dalam Ash-Shohihain disebutkan dari hadits Abu Musa radhiyallâhu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang jelek itu seperti penjual minyak wangi dengan pandai besi yang meniup alat peniup api. Penjual minyak wangi akan memberikan minyak wangi kepadamu atau engkau akan membelinya. Sedangkan tukang besi akan membakar bajumu atau engkau akan mencium bau yang busuk darinya.”Jika demikian halnya dengan laki-laki, terlebih lagi wanita.

Kerana wanita pada umumnya lebih cepat berubah dan berpindah dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Kita memohon kepada Alloh Subhânahu wa Ta’âlâ ketetapan hati kita. Teman dekat itu akan mempengaruhi temannya. Oleh kerana itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk memilih teman yang baik.

Allah Swt berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ

تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Ketika seorang muslim baik lelaki atau wanita akan bernikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gelisah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses ta'aruf sekalipun masih ada juga perasaan ragu-ragu.

Bergembiralah wahai saudaraku…

1. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (An Nuur : 26)

Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang soleh, jadilah wanita yang solehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.

2. “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (An Nuur: 32)

Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah kerana belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang. Sebahagian mereka tetap ragu dengan anggka ringgit yang mereka perolehi. Dalam memikiranya , “ cukup tak untuk saya berkeluarga dengan gaji macam ni?”.

Ayat nilah merupakan jawapan buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jinjang pernikahan kerana alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi keperluan keluarga. Bukannya angka wang ringgit yang ada. Sebabnya Allah pasti akan menolong mereka yang ingin mendirikan rumahtangga. Allah Maha Adil, bila tanggungjawab para pemuda bertambah – dengan kewajiban memberi nafkah kepda isteri dan anak-anaknya, maka Allah akan memberikan rezeki yang lebih. Tidakkah kita sedar ramai masyarkat kita yang susah tapi mendirikan rumahtangga?, kemudian Allah memberinya rezeki yang berlimpah dan mencukupkan keperluannnya?

3. “Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, iaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah kerana ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160) [1]

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

4. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar Ruum : 21)


5. “Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’ ”. (Al Mu’min : 60)


Allah Swt pasti akan memakbulkan para hamba-hambaNya yang beriman,tidak kira apa kebaikan yang kita minta,apa permintaan sekalipun yang tidak menganiayai orang lain dan perkara-perkara yang baik.


Ketika berdoa adab berdoa perlu diambikl kira.

Contohnya adalah ikhlas, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll. [2]

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit dunia [3], pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll. [4]

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dan lain-lain. [5]

Manfaat lain dari berdoa bererti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

Sebahagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima solatnya selama empat puluh malam”. (Hadits sahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad). [6]

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu.” (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35). [7]

Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna itu adalah (hukumnya) syirik.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim). [8]

6. ”Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan solat”. (Al Baqarah : 153)

Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan solat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid’ah-bid’ah.

7. “Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Alam Nasyrah : 5 – 6)

Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahawa sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Allah juga telah menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.

8. “Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Muhammad : 7)

Sekiranya kita hendakkan pertolongan dari Allah, bantulah agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.

9. “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (Al Hajj : 40)

10. “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al Baqarah : 214)

Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengkabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang

lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.

Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?

Renung2knlah wahai saudara-saudaraku sekalian...

InsyaAllah..Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang..


Wednesday 4 May 2011

CIRI-CIRI WANITA SOLEHAH




















Usahlah rendah diri jika tidak mempunyai wajah dan tubuh yang cantik, kerana setiap orang berpeluang mencantikkan iman, hati dan akhlak. Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata padaku, “Mahukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni syurga?” Aku menjawab, “ya”.
Dia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit epilepsi dan auratku tersingkap saat penyakitku mula menyerang. Doakanlah untukku agar Allah menyembuhkannya.”
Nabi s.a.w. berkata, ‘Jika engkau mahu, engkau bersabar dan bagimu syurga, dan jika engkau mahu, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu dia berkata lagi, ‘Tatkala penyakit ini menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’ Maka Nabi pun mendoakannya.” (Riwayat Bukhari Muslim).
Betapa rindunnya hati ini kepada syurgaNya yang begitu indah. Yang luasnya lebih luas daripada langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah seorang penghuni syurgaNya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berjaya meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan dia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni syurga di kala nafasnya masih boleh dihembuskan, jantungnya masih berdegup, dan kakinya masih menapak di permukaan bumi.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabahm “Mahukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni syurga?” aku menjawab “Ya”.
Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah…”
Wahai para Muslimah, tidakkah engkau berasa iri hati dengan kedudukan mulia yang diraih oleh wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah amal ibadahnya yang membantu dia menjadi seorang wanita penghuni syurga? Adakah kerana dia seorang wanita yang cantik jelita dan berupa paras elok? Atau dia seorang yang berkulit putih dan cerah berseri? Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.
Mungkin sesetengah masyarakat menganggapnya seorang wanita biasa. Namun, hakikatnya dia merupakan seorang wanita yang memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya. Inilah bukti bahawa kecantikan fizikal bukanlah ukuran kemuliaan fizikal itu diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.
Keindahan Iman
Kecantikan iman yang terpancar dari hati yang benar-benar ikhlas akan membantu seseorang wanita itu meraih kedudukan yang mulia. Dengan ketakwaan, keimanan, keindahan akhlaknya, dan amalan solehnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia akan tampak cantik bak bidadari di syurga.
Bagaimana pula dengan keadaan wanita zaman sekarang yang sibuk berhias diri tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khuatir jika wajahnya tidak secantik dulu, berbanding iman dan hatinya yang kini ternoda dengan noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah memberi mereka petunjuk.
Kecantikan fizikal bukanlah segalanya. Kecantikan luaran ini hanya akan memerangkap pemiliknya pada kemaksiatan dan dosa. Maka, usahlah berasa rendah diri jika anda tidak mempunyai wajah dan tubuh yang cantik. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga ini. Cantikkanlah iman, hati dan akhlakmu itu.
Berbalik kepada kisah wanita penghuni syurga itu, wanita berkulit hitam itu sebenarnya menderita penyakit epilepsy. dia telah datang kepada Rasulullah s.a.w. dan meminta baginda berdoa kepada Allah agar menyembuhkan penyakitnya.
Seorang Muslim itu boleh berusaha untuk menyembuhkan penyakit yang dihadapi. Asalkan usahanya itu tidak melanggar syariat. Salah satu usaha yang boleh dilakukan adalah dengan berdoa. Sama ada berdoa sendiri ataupun meminta orang yang soleh mendoakannya.
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit epilepsy dan auratku tersingkap saat penyakitku mula menyerang. Doakanlah untukku wahai Rasulullah agar Allah menyembuhkannya.”
Penyakit epilepsy bukanlah penyakit yang ringan. Lebih-lebih lagi jjika penyakit itu dideritai oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang terpaksa ditanggung oleh penderita. Bukan sahaja disisih oleh masyarakat bahkan ramai yang memandang jijik pada penyakit ini.
Namun, lihatlah perilaku wanita terpilih ini. Apakah dia berasa benci dengan takdir yang menimpanya? Apakah dia mengeluh dengan penderitaan yang dihidapinya? Tidak! sedikitpun dia tidak berasa menyesal sebaliknya berserah dan terus bersabar. Cuma apa yang diharapkan agar, auratnya tidak tersingkap saat penyakitnya mula menyerang.
Subhanallah. Dia adalah seorang wanita yang sangat khuatir jika auratnya tersingkap. Bahkan, wanita istimewa ini tahu kewajipan sebagai seorang wanita yang wajib menutup aurat, dan dia akan berusaha melaksanakannya meskipun dalam keadaan sakit. Inilah antara ciri-ciri wanita solehah, calon penghuni syurga. Iaitu mempunyai sifat malu dan sentiasa berusaha untuk menjaga kehormatannya dengan menutup aurat. Bagaimana pula dengan wanita zaman sekarang yang sewenang-wenangnya membuka dan menonjolkan aurat yang seharusnya ditutup?
Menerusi hadis di atas terdapat pula dalil atas keutamaan bersabar. Kesabaran merupakan salah satu faktor seseorang itu masuk ke dalam syurga.
Nabi s.a.w. berkata, “Jika engkau mahu, engkau bersabar dan bagimu syurga, dan jika engkau mahu, aku akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu.” dan wanita itu menjawab, “Aku pilih untuk bersabar.”
Wanita itu memilih untuk bersabar walaupun dirinya sedang menderita. Salah satu ciri wanita solehah yang ditonjolkan oleh wanita itu adalah bersabar menghadapi sebarang cubaan dan dugaan.
Sedarilah, kadang-kala hanya dengan amalan yang ada, seseorang hamba itu masih tidak mampu untuk mencapai kedudukan-kedudukan mulia di sisi Allah. Maka, allah SWT akan terus memberi cubaan dan dugaan kepada hambanya dengan suatu hal yang ditak disukainya. Kemudian Allah SWT memberi pula kesabaran kepadanya untuk menghadapi cubaan tersebut.
Semoga dengan kesabarannya itu, kita dapat mencapai kedudukan yang mulia di sisi-Nya.
Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana dia belum mencapainya dengan amalanya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarknnya sehingga dia mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (Riwayat Imam Ahmad. Dan Hadis ini terdapat dalam silsilah Al-Hadis Ash-shahihah 2599).
Maka, di saat dugaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Semoga, dengan kesabaran itu Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya

Pendakwah (Daie)


  1. Pengenalan Da’ie

da’I ialah pendakwah orang yang menjalankan tugas menyeruh manusia kepada kebaikan, menyebarkan risalah tentang Islam (kamus dewan bahasa : 305 )

orang yang berusaha mengajak orang lain kepada Islam dengan cara tertentu ( Abd Aziz Mohd zin : 130

  1. Seorang Pendakwah

Sebagai da’i hendaklah memahami bahawa kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah s.w.t. diantara ubudiyyah kita kepadaNya ialah ketaatan kita kepadaNya. Dakwah dan amr bil ma’ruf wa An-Nahyu ‘An Al-munkar merupakan salah satu daripada tanggungjawab dan tugas setiap muslim. Oleh yang demikian seseorang hamba Allah s.w.t. perlulah mengerjakan apa yang disuruh oleh Allah s.w.t semata mata kerana Allah dan bukan untuk mendapatkan habuan dari keduniaan. Mendapat kemasyuran mendapat kedudukan disisi manusia dan sebagainya.Firman Allah :

ö@è% $tB Nä3çFø9r'y ô`ÏiB 9ô_r& uqßgsù öNä3s9 ( ÷bÎ) y̍ô_r& žwÎ) n?tã «!$# ( uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÓÍky­ ÇÍÐÈ

47. Katakanlah (Wahai Muhammad): "Apa jua Yang Aku harap kamu berikan kepadaKu sebagai upah maka faedahnya tetap terpulang kepada kamu; balasan Yang menjadi upahku Yang sebenar hanyalah dari Allah, dan ia sentiasa memerhati serta menyaksikan tiap-tiap sesuatu".

seorang da’e itu atau pendakwah bukanlah gelaran untuk lelaki sahaja tetapi untuk semua ummat Islam yang mukallaf. dan setiap orang Islam yang baligh lagi berakal dari umat Islam. mereka semua ini dibebankan kewajiban bertugas berdakwah. tidak kira sama ada lelaki atau perempuan dan tidak kira dia itu ulama atau bukan ulama kerana kewajiban berdakwah itu adalah tanggungjawab bagi semua umat Islam yang baligh tapi bebanan yang paling berat itu hanya pada ulama dan orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Islam yang banyak dan mereka ini harus menyampaikan dakwah dengan lebih rinci kerana ilmu mereka yang begitu meluas sekali. jadi tidak dapat dipertikaikan bahawa berdakwah ini adalah wajib untuk semua umat Islam yang berkemampuan.. Firman Allah s.w.t.

ö@è% ¾ÍnÉ»yd þÍ?ŠÎ6y (#þqãã÷Šr& n<Î) «!$# 4 4n?tã >ouŽÅÁt/ O$tRr& Ç`tBur ÓÍ_yèt6¨?$# ( z`»ysö6ßur «!$# !$tBur O$tRr& z`ÏB šúüÏ.ÎŽô³ßJø9$#

Katakanlah (Wahai Muhammad): "Inilah jalanku, Aku dan orang-orang Yang menurutku, menyeru manusia umumnya kepada ugama Allah Dengan berdasarkan keterangan dan Bukti Yang jelas nyata. dan Aku menegaskan: Maha suci Allah (dari Segala iktiqad dan perbuatan syirik); dan bukanlah Aku dari golongan Yang mempersekutukan Allah Dengan sesuatu Yang lain." ( surah yusuf : 108 )

`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$#

(surah ali imran : 104)

104. Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak Yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam), dan menyuruh berbuat Segala perkara Yang baik, serta melarang daripada Segala Yang salah (buruk dan keji). dan mereka Yang bersifat demikian ialah orang-orang Yang berjaya.

  1. Da’e dan Uslub Dakwah

bagi mewujudkan cita-cita dalam memperkenalkan dan mengembangkan dakwah seorang Da’e itu mestilah ada sifat –sifat asasi dan ia harus berpegang pada Uslub atau cara yang benar dan baik dalam melaksakan dakwahnya. antara sifat yang harus ada pada seorang da’e itu seperti teladan dan model yang baik bagi orang yang didakwahnya dan juga kepada orang-orang yang ada disekelilingnya agar dakwahnya berkesan. seorang da’e itu juga haruslah ikhlas dalam berdakwah kerana keikhlasan itu amatlah penting dalam tugas dakwah. melakukan tugas tersebut dengan niat kerana Allah dakwah kerana Allah.. maka dengan itu dakwah yang dibawahnya berhasil menembus dan menarik hati orang yang diseru tersebut. mereka akan terpesona dan akan menerima seruan tersebut tanpa rasa dipaksa. ikhlas kerana Allah dan tidak mencampur adukan dengan kepentingan peribadi atau tujuan-tujuan duniawi lainnya. dia berbicara untuk dakwah dan bergerak untuk dakwah berjalan kerana dakwah. Firman Allah.

äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/

serulah ke jalan Tuhanmu (Wahai Muhammad) Dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran Yang baik, dan berbahaslah Dengan mereka (yang Engkau serukan itu) Dengan cara Yang lebih baik; Sesungguhnya Tuhanmu Dia lah jua Yang lebih mengetahui akan orang Yang sesat dari jalannya, dan Dia lah jua Yang lebih mengetahui akan orang-orang Yang mendapat hidayah petunjuk. ( surah an nahl : 125 )

bagi seorang da’e ia haruslah memahami akan situasi mad’u ( orang yang diseru ). apabila bebicara dengan mereka biarlah yang bersesuaian dengan kecerdasannya. dengan cara tersebut akan memudahkan mereka untuk menerima apa yang diseru. dan mereka juga tidak akan rasa bosan untuk mendengar apa yang diucapkan oleh da’e tersebut.

seorang da’e itu juga harus tahu apa tujuan dakwah itu sendiri dan apa yang dikehendaki dalam setiap langkah dan tuturkatanya..

  1. Ciri-Ciri Da’e

tugas yang telah dibebankan Allah kepada seorang da’i ini memerlukan persiapan yang matang agar tugas yang dibebankan itu Berjaya dan berhasil. antara persiapan yang perlu dilakukn oleh da’i tersebut ialah. ilmu pengetahuan yang luas keyakinan yang teguh dan mempunyai hubungan terus menerus dengan Allah. di antara ciri-ciri da’i itu adalah.

  1. Akidah Yang Mantap

antara ciri-ciri seorang pendakwah itu ialah memilki Iman dan akidah yang sempurna. ini kerana keimanan keyakinan kepada Allah s.w.t. kefahaman yang sebenar tentang hakikat sesuatu dan kemantapan akidah islamiah merupakan kekuatan yang paling utama dalam menempuhi ranjau sepanjang jalan dakwah. pendakwah itu perlulah beriman kepada Allah s.w.t. dengan sebenar-benar iman. dengan itu metaqiqkan makna muroqobah dalam diri yang merupakan nadi ihsan seorang muslim. sentiasa merasai kehadiran Allah s.w.t disisinya. yang sentiasa mengawasi dan memerhatikannya dan merasai kebersamaan Allah s.w.t. yang sentiasa memberi rahmat kepada para hambaNya yang berdakwah di atas jalannya.dia juga perlu mendapat kefahaman yang sempurna mengenai hakikat di sebalik sesuatu perkara tersebut dimana dia perlulah menghayati konsep tiada daya dan upaya melainkan dengan kekuasaan dan keizinan Allah s.w.t. oleh yang demikian dia akan memahami bahawa dakwah dan usaha islah yang dilakukannya sebenarnya tiak memberi kesan kepada perubahan tetapi sebaliknya Allah s.w.t. lah yang Maha berkuasa dalam memberi kesan perubahan samada dengan perantaraan atau usaha dakwah ataupun tanpa perantaraan tersebut.

oleh yang demikian kia berdakwah sekadar menunaikan perintah yang Allah amanahkan kepada kita dan kita akan sentiasa faham bahawa Allah s.w.t. tidak memerlukan dakwah kita untuk mengubah masyarakat Islam tetapi kitalah yang memerlukan usaha dakwah tersebut sebagai taqarrub kita kepada Allah s.w.t. aapun natijah dari dakwah tersebut bukanlah didalam tugas kita apa yang penting Allah s.w.t menyuruh kita melakukan sesuatu secara terbaik oleh yang demikian kita juga berdakwah secara terbaik untuk melaksakan perintah Allah s.w.t. bila seorang da’I memahami hakikat ini maka dai akan rasa lebih pasrah dan berlapang dakwah tenang dan sabar dalam usaha dakwah kerana dia tahu bahawa yang menyebabkan perubahan sesuatu itu bukanlah usaha dakwah itu sendiri tetapi Allah s.w.t. yang menentukan..usaha dakwah yang dilakukan itu sekadar melakanakan perintah Allah s.w.t. sebaik mungkin dan hanya dialah yang menentukan kemenangan syahid.

Rasulullah S.A.W. bersabda maksudnya : walaupun matahari diletakkan ditangan kananku dan bulan diletakkan di tangan kiriku untuk memaksa aku meninggalkan dakwah ini nescaya aku tidak akan meninggalkannya. aku akan meneruskannya sehinggalah Allah s.w.t. memberi kemenangan atau menjadikan aku syahid

  1. Pendakwah dan Al-Quran

Al-Quran adalah sumber yang paling penting bagi para pendakwa dan merupakan sebuah kitab yang mengandungi hukum-hukum Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Bagi setiap pendakwah mestilah berpegang teguh kepada Al-Quran dengan sepenuh hati dan menggunakan segala hukum dan perintah cara-cara bagaimana untuk berdakwah kepada orang yang didakwahnya. Pendakwah juga mestilah mengikuti segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya mengetahui dan memahami isi-isi dalam Al-Quran tersebut agar muda digunakan untuk berinteraksi dengan sasaran tersebut.

  1. Pendakwah dan Al-Sunnah

Al-sunnah adalah sumber yang kedua selepas Al-Quran yang digunakan oleh pendakwah untuk hujjah kepada musuh-musuh Islam. Al-sunnah menjelaskan atau mentafsirkan apa yang terkandung dala Al-Quran dari sudut hukum sehinggalah dari pelbagai aspek oleh itu al-Sunnah adalah penyempurnaan Al-quran firman Allah s.w.t.

Maksudnya

Apa-apa yang diberikan Rasul kepaamu maka hendaklah kamu terima dan apa-apa yang dilarangnya maka hendaklah kamu meninggalkan ( al-Hasyr :7 )

  1. Ilmu pengetahuan yang luas

seorang da’I itu mestilah mempunyai Ilmu yang luas sebelum melaksanakan tugas tersebut kerana ilmu pengetahuan itu sangat penting dan diperlukan sebelum kita bertindak atau melaksanakan dakwah tersebut. Ilmu pengetahuan juga memainkan peranan yang kuat dalam kehidupan sesorang pendakwah bagi melaksanakan dakwah dengan jayanya. Jika tidak mempunyai ilmu pengetahuan maka perkara ini akan menyukarkan seseorang pendakwah itu menjalankan tugasnya atau melaksanakan tugas dakwah. Pendakwah itu juga mestilah mendalami Islam terlebih dahulu memahami Islam dengan dalam dan mengetahui asal-usul serta cabang-cabangnya supaya dapat menyampaikan dakwah dengan jelas lagi mudah difahami oleh sasaran tersebut.

skop dakwah amat luas oleh itu seorang da’i itu perlu berdakwah dilapangan yang bersesuaian dengan tahap ilmu dan akal yag dimilikinya. perkara ini amat penting khususnya dalam membentuk pengagihan dalam bidang tugas bagi sesuatu pergerakan tajdid dan islah

setiap orang Islam perlulah menyampaikan apa yang diketahuinya dan bertanya kepada orang yang berilmu tentang apa yang tidak diketahuinya. jika masih lagi belum sampai ke tahap ijtihad atau sekurang-kurangnya menguasai bidang ilmu agama yang mantap maka seelok-eloknya dia menjauhi perbahasan yang cabang dan tinggi seperti masalah bid’ah dan sebagainya. selain itu seorang muslim atau pendakwah perlulah sentiasa menambah ilmu pengetahuan dengan terus belajar dan menuntut ilmu terutama sekali dalam bidang agama dari sistem pendidikan agama yang terpercaya seperti sistem bertalaqqi secara bersanad..Firman Allah s.w.t.

( @è%ur Éb>§ ÎT÷ŠÎ $VJù=Ïã

Katakanlah. Wahai tuhanku tambahkanlah ilmuku’’

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz

11. Wahai orang-orang Yang beriman! apabila diminta kepada kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu (untuk orang lain) maka lapangkanlah seboleh-bolehnya supaya Allah melapangkan (segala halnya) untuk kamu. dan apabila diminta kamu bangun maka bangunlah, supaya Allah meninggikan darjat orang-orang Yang beriman di antara kamu, dan orang-orang Yang diberi ilmu pengetahuan ugama (dari kalangan kamu) - beberapa darjat. dan (ingatlah), Allah Maha mendalam pengetahuannya tentang apa Yang kamu lakukan.

Orang yang berilmu bukan sahaja memberikan manfaat kepada dirinya sahaja tetapi untuk orang lain juga kerana berkat bimbingan mereka yang membawa manusia ke jalan tuhannya

Ujub dalam berdakwah

Sebagai orang muslim kita hendaklah sentiasa menghindari sikap ujub dalam setiap amalan termasuklah dalam berdakwah. Ujub ialah satu sifat merasa seronok dengan diri sendiri merasa diri baik dan menisbahkan kebaikan tersebut kep[ada dirinya sendiri. Ujub ialah satu sifat yang paling tercela kerana seorang ygng menisbahkan kebaikan kepada dirinya itu seolah-olah mengkufuri nikmat Allah s,w.t.. kerana pada hakikatnya Allah s.w.t lah yang menjadikannya sebagai seorang insan yang baik dan mengizinkannya berdakwah dijalan Allah s.w.t. kalaulah tidak kerana keizinan dan kehendak Allah s.w.t. nescaya ia tidak mampu untuk mentaatinya kerana tiada daya dan kuasa melainkan keizinan Allah s.w.t. firman Allah s.w.t.

* tA$s%ur tûïÏ%©!$# Ÿw šcqã_ötƒ $tRuä!$s)Ï9 Iwöqs9 tAÌRé& $uZøŠn=tã èps3Í´¯»n=yJø9$# ÷rr& 3ttR $oY­/u 3 Ïs)s9 (#rçŽy9õ3tGó$# þÎû öNÎgÅ¡àÿRr& öqtGtãur #vqçGãã #ZŽÎ7x. ÇËÊÈ

21. Wahai orang-orang Yang beriman, janganlah kamu menurut jejak langkah Syaitan; dan sesiapa Yang menurut jejak langkah Syaitan, maka Sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menyuruh (pengikut-pengikutnya) melakukan perkara Yang keji dan perbuatan Yang mungkar. dan kalaulah tidak kerana limpah kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu, nescaya tidak ada seorang pun di antara kamu menjadi bersih dari dosanya selama-lamanya; akan tetapi Allah membersihkan sesiapa Yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya); dan (ingatlah Allah Maha Mendengar) lagi Maha mengetahui

Adab ini amat penting bagi seorang muslim apatah l;agi seorang da’I yang mengajak manusia kejalan Allah s.w.t. oleh itu janganlah menisbahkan kebaikan yang dilakukan itu kepada diri sendiri kerana ia merupakan pinti kepada takbur yang pernah menyebabkan Iblis yang merupakan ketua para malaikat menjadi laknattullah ( makhluk yang dilaknat disisi Allah)

  1. Tawadhuk Dan Hindari Takbur

Rasulullah s.a.w. adalah contoh yang paling agung dan dialah orang yang sebaik-baik pendakwah yang sentiasa mempamerkan sikap yang rendah diri. Dan Bagindalah sebaik-baik manusia di dunia ini. Oleh yang demikian sebagai seorang muslim dan pendakwah perlulah mengikuti sifat tawadhuk yang ada pada Baginda Rasulullah S.A.W. khususnya dalam berdakwah

Hindarilah dari perasaan yang merasakan bahawa kita lebih baik dari orang lain. Apabila kita usaha Amr bil ma’ruf-wa An-Nahyu an Al-Munkar. Maka lakukanlah dengan merasakan bahawa setiap orang muslim itu lebih baik dari kita. Pandangl;ah orang orang Islam dengan mata rahmat 9kasih saying ) walaupun kepada si pelaku maksiat. Dan apabila kita melihat sesuatu maksiat datang dari seseorang maka anggaplah pada hakikatnya orang itu lebih baik dari kita dan dia pada hakikatnya sempurna akhlaknya melainkan dengan hanya satu maksiat sahaja yang mengurangkan kesempurnaannya

Maka dengan itu kita haruslah memberi nasihat atas dasar cadangan untuk lebih menyempurnakan dirinya tanpa merasakan diri kita lebih baik darinya. Sebaliknya merasakan bahawa diri kitalah yang lebih buruk darinya kerana boleh jadi orang yang melakukan maksiat tersebut hanya melakukan satu maksiat sahaja ( iaitu maksiat yang kita nampak dia lakukan) sedangkan kita ini pula walaupun tidak melakukan maksiat seperti yang dilakukannya tetapi masih banyak lagi maksiat yang kita lakukan yang telah disembunyikan oleh Allah s.w.t. dari manusia.

Jangalah kita merasakan diri kita sebagai pendakwah kerana diri kita lebih baik atau sempurna dari orang lain tetapi sebaliknya berdakwahlah kerana merasakan ia adalah sebasgai satu tanggungjawab ke atas setiap orang muslim yang disarankan oleh Allah s.w.t. agat saling nasihat-menasihati antara sesama muslim. Bukan dasar kita lebih soleh dari orang lain.

Imam As-Sya’rani r.a menegaskan adab ini dalam buku Al-bahr Al-maurud dan menyatakan bahawa adab inilah yang asasi dalam berjalan menuju Ilahi.

  1. Sikap pendakwah

Bagi seorang pendakwah dia mestilah menjalinkan hubungan rapat dan penuh kasih sayang dengan orang yang di dakwahnya supaya dapat mengajak mereka ke jalan yang diredhai oleh Allah s.w.t. pendakwah itu kenalah menjadi pemimpin kepada orang yang di dakwahnya sentiasa menasihati dan memberi pengajaran kepada mereka dengan cara tersebut maka kerja dakwah akan perolehi kejayaan

  1. Matlamat yang jelas

Dalam melakukan dakwah juga mestilah mempunyai matlamat yang jelas di hadapannya iaitu untuk menegakkan Agama ( Iqamatuddin ) melakukan pembaikan ( Islah ) dan mencegah semua bentuk kemungkaran mengajak manusia mengamalkan Islam dalam segenap sudut kehidupan mereka dan memurnikan semula umat Islam dengan mengembalikan mereka kepada identiti Islam yang sebenar.

  1. Mengutamakan perkara-perkara dan prinsip ( Usul) dari perkara-perkara ( furu’)

Bagi seorang pendakwah perlulah pandai membezakan antara yang usul dan yang furu’ dalam Agama agar mereka tidak terjebak dalam kancah pembaziran waktu dalam sibuk berdebat mengenai perkara-perkara furu’ 9 yang sememangnya merupakan satu lapangan yang banyak perselisihan pendapat dan tidak perlu berdebat ) dan mengabaikan perkara-perkara usul.

Hal ini banyak berlaku dalam masyarakat Islam hari ini khususnya di kalangan mahasiswa-mahasiswi Islam yang sibuk membincangkan perkara-perkara furu’ yang padahal mereka tidak lagi layak untuk membincangkan perkara-perkara tersebut berdasarkan kecetekan ilmu pengetahuan mereka apatah lagi bersikap bantah-membantah sehingga membawa ke tahap membid’ah. Hal ini amat dikesali oleh para ulama’ dan da’ termasuklah Imam As-Syahid hasan Al-Banna sendiri. Gagasan idea Usul 20 Al-Imam Hasan Al-Banna sendiri hasil dari pertembungan antara dua pihak yang mana salah satu-satunya menuduh pihak kedua sebagai pelaku bid’ah dan sebagainya. Oleh yang demikian Al-Imam Hasan Al-Banna cuba nmenampilkan perancangan untuk mendamaikan peperangan pemikiran antara dua pihak tersebut.

  1. Sifat yang pemaaf

Seorang da’i yang menyedari bahawa dirinya itu bukanlah yang terbaik mudah untuk menerima teguran kritikan dan nasihat kerana dia menyedari bahawa dia juga manusia yang serba kekurangan dan perlu dinasihati oleh orang lain juga kerana kadang-kadang aib yang kita tidak nampak pada diri kita .oleh diri kita sendiri didapatinya orang lain.

  1. Berprasangka Baik Sesama Muslim

Penda’i juga tidak boleh ada prasangka pada orang lain. Imam An_Nawawi r.a. mengatakan bahawa jika seorang muslim itu berkata dengan satu lafaz yang mendatangkan 70 makna yang membawa kepada syirik dan membawa 1 takwil yang bersesuaian dengan syariat maka pakailah ta’wil tersebut sebagai husnu’zhon sesama Islam. Ini kerana hanya Allah s.w.t. sahaja yang Maha menghukum sedangkan kita sebagai hambanya sahaja yang merupaka para pendakwah manusia kepadaNya. Jadi apa yang dimaksudkan oleh seseorang dari perkataan mereka maka cukuplah Allah sahaja yang menghukumnya dan kita cuba dengan sedaya upaya untuk menta’wilkan dengan menyesuaikan dengan syarak selagi ada ruang untuk itu.

  1. Bersikap terbuka dan tidak berpuak

Jamaah-jamaah kumpulan haraki dan pertubuhan dakwah dan Islah yang pelbagai boleh dijadikan sebagai alasan untuk mewujudkanbudaya berpuak-puak kerana seluruh umat Islam itu adalah bersaudara walaupun berbeza manhaj tetapi seluruh golongan tajdid ini membawa watlamat yang sama iaitu memurnikan semula umat Islam. Jamaah-jamaah dan pertubuhan-pertubuhan hanyalah untuk menyampaikan dakwah dan bukanlah matlamat dakwah itu sendiri.

  1. Tidak berputus asa dan sentiasa beristiqomah

Berputus Asa terhadap sesuatu kegagalan atau kesulitan bukanlah ciri-ciri seorang pendakwah yang baik kerana jalan dakwah sentiasa memerlukan kesabaran yang tinggi dan berusaha untuk mengatasi segala kesukaran yang dihadapi. Rasulullah S.A.W. berada di mekah selama 13 tahun untuk berdakwah terus menerus walaupun baginda sering dihina dan disakiti. Jika kita kumpulkan seluruh kesusahan yang kita alami ketika ini dan bandingkan dengan kepayahan yang dihadapi Rasulullah ternyata kita berada amat jauh di belakang ketabahan dan istiqomah inilah yang merupakan kunci terakhir untuk mendapat kejayaan di sisi Allah s.w.t. Allah S.W.T. berfirman

ôQr& ÷Läêö7Å¡ym br& (#qè=äzôs? sp¨Yyfø9$# $£Js9ur ÉOn=÷ètƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#rßyg»y_ öNä3ZÏB zNn=÷ètƒur tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÍËÈ

Adakah kamu menyangka Bahawa kamu akan masuk syurga padahal belum lagi nyata kepada Allah (wujudnya) orang-orang Yang berjihad (yang berjuang Dengan bersungguh-sungguh) di antara kamu, dan (belum lagi) nyata (wujudnya) orang-orang Yang sabar (tabah dan cekal hati Dalam perjuangan)? ( Ali Imran )

  1. Bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan Islam

Pendakwah itu juga harus bersungguh-sungguh dalam perkara yang diushakan olehnya sebagaimana seorang mujahid yang melawan musuhnya diwaktu perang. Ini dilakukan dengan menyeru manusia kepada perkara-perkara yang baik ( amar ma’ruf ) dan mencegah daripada melakukan perkara yang munkar atau mendatangkan kemurkaan Allah s.w.t.

Allah amat suka seseorang yang bersungguh-suingguh dan beristiqomah dalam melakukan sesuatu kebaikan dan ketaatan apatah lagi dalam usaha dakwah yang merupakan salah satu ibadah yang paling tinggi derajatnya dalam Islam.

  1. Memiliki Akhlak yang terpuji

Seseorang muslim dan pendakwah yang sejati itu dia mestilah mempunyai akhlak yang mulia dengan akhlak mahmudah dan meninggalkan akhlak mazmumah kerana ia merupakan teras kebahagian seseorang dalam mencari redha Allah s.w.t.

Akhlak yang mulia adalah satu gambaran kesempurnaan Nabi Rasulullah S.A.W. yang sentiasa hidup dalam jiwa seseorang insan yang beriman dimana seseorang itu yang mempunyai akhlak mulia dari sudut rohani mahupun jasmani. Bererti dia sentiasa bersama dengan rasulullah S.A.W., dan Rasulullah S.A.W. hidup di dalam seluruh kehidupannya.

Seorang pemdakwah itu harus mencontohi Akhlak Nabi Muhahammad S.A.W. kerana sebaik-baik Akhlak adalah Nabi Rasulullah S.A.W. kebersamaan dengan Rasulullah S.A.W. dalam konteks adab dan akhlak. Ia merupakan satu nilai kemuliaan hidup yang utama di dalam menempuh hari-hari yang mendatang selaku hamba Allah s.w.. di dalam muka bumi ini justeru ia juga merupakan satu pakej yang lengkap bagi seseorang pendakwah dalam menyampaikan dakwahnya kepada orang lain

Ini kerana dakwah bil hal ( dakwah melalui perbuatan ) itu lebih memberi kesan positif kepada sasaran dakwah berbanding dakwah bil maqal.

Dan perkara yang paling penting adlah keikhlasan hati dala mapa sekali pun kerja yang dilakukan kerana segala perbuatan yang baik itu juga adalah cara dakwah kepada sasaran. Berakhlaklah kerana Allah dan rasulNya